Sabtu, 06 April 2013

Fenomena Mistis Pasien Dokter Indonesia






Santet atau penyakit 'kiriman'
memang tidak dikenal oleh dunia
kedokteran. Tapi tak dapat
dipungkiri praktik tradisional ini
masih dipegang teguh oleh
masyarakat Indonesia. Namun
karena biasanya dalam tubuh
korban santet ditemukan berbagai
benda asing seperti paku, peniti
maupun logam, mau tak mau
benda-benda itu harus
dikeluarkan oleh tim dokter lewat
prosedur operasi.
Berikut beberapa kasus penyakit
berbau mistis yang pernah
ditangani tim dokter di Indonesia,
seperti dirangkum detikHealth.


1. Safira (3 tahun),
mengeluarkan belasan paku
dari betis
Penghujung tahun 2011, tim
dokter RSUD Andi Makassau, Kota
Pare-pare, Sulawesi Selatan
mengeluarkan 25 besi menyerupai
paku dan 1 jarum suntik dari
betis seorang gadis usia 3 tahun.
Tidak terubngkap bagaimana
benda itu bisa masuk ke dalam
tubuh si gadis.
"Bagi kami, paku dan jarum
tersebut adalah benda asing di
dalam tubuh manusia. Benda-
benda itu kami temukan di betis,
lengan serta punggung dan harus
kita keluarkan lewat operasi. Itu
penjelasan medisnya," jelas dr
Khamaruddin Said, SpB, salah
satu dokter yang menangani
Safira.



2. Supiyati (25 tahun),
mengeluarkan 107 paku
berkarat dari kaki dan tangan
Sebanyak 107 benda asing berupa
paku berakarat, jarum dan kawat
keluar dari tangan dan kaki
seorang perempuan di Dlingo,
Bantul, Yogyakarta pada
September 2012. Diagnosis
dokter, perempuan asal Sumatra
ini mengalami corpus alienum
cruris multipledan abces bilateral
multiple. Sempat dinyatakan
bersih, tetapi benda asing itu
muncul lagi dan baru teratasi
setelah didoakan seorang ustadz.
"Kalau sudah menyembul
biasanya saya tarik pelan-pelan.
Ada paku, jarum, pecahan kaca,
rambut bahkan jarum suntik",
terang Supriyati yang dirawat di
RS Nur Hidayah.



3. Tina (19), mengeluarkan air
mata kristal saat menangis
Gadis asal Sumedang, Tina
Agustina menghebohkan media
pada pertengahan 2012 karena
mengaku bisa mengeluarkan air
mata kristal saat menangis.
Alhasil, sebagian masyarakat
meyakini air mata Tina bisa
memberikan peruntungan
termasuk bisa menyembuhkan
penyakit.
Tim dokter Pusat Mata Nasional
RS Mata Cicendo telah melakukan
pemeriksaan dan tidak
menemukan kelainan maupun
benda asing pada mata Tina.
Demikian juga dengan Badan
Geologi Kementerian ESDM, yang
memastikan bahwa air mata
kristal Tina tidak alami melainkan
buatan pabrik.



4. Sugiono, memuntahkan
gunting dan seng
Pemuda asal Simalungun,
Sumatera Utara ini memuntahkan
benda-benda tajam seperti paku,
jarum, kaca, ujung gunting dan
seng pada sekitar bulan
September 2010. Sempat dirawat
di Puskesmas karena sakit luar
biasa di bagian perut, namun
dokter menyatakan tidak ada
penyakit apapun.
"Kalau mau muntah, perut saya
langsung terasa sakit. Kemudian
saat muntah, keluar benda aneh-
aneh," kata Sugiono yang
akhirnya memilih berobat ke
dukun, lalu dinyatakan kena
santet. Beruntung, benda-benda
tajam itu tak melukai
kerongkongannya.



5. Dwi Priyo Santoso (25),
puluhan jarum bersarang di
kepala
Puluhan jarum yang bersarang di
kepala Dwi Priyo Santoso sejak
2007, diyakini karena santet atau
guna-guna. Dwi terkena guna-
guna setelah ibunya yang seorang
janda, Mariani, menolak seorang
pria yang menaruh hati padanya 5
tahun lalu.
Setelah beberapa kali dibawa ke
dukun, akhirnya Dwi berobat ke
RS Mardi Waluyo, Blitar. Pihak RS
merujuk Dwi agar berobat ke RS
Syaiful Anwar, Malang. Namun
tim dokter menduga logam mirip
jarum yang bersarang di kepala
Dwi adalah susuk dan dari situ
dokter menduga Dwi menderita
tumor hidung.


6. Cicin Listia Vitasari (30),
meninggal akibat puluhan
benda logam di perutnya
Agustus 2009, Cicin mengaku
sakit perut hingga lemas dan sulit
bernafas. Oleh orangtuanya, ia
dibawa ke RSUD Situbondo dan
setelah dilakukan rontgen
ditemukan beberapa benda logam
di perut seperti silet, tusuk
konde, biji streples, kawat dan
jepit rambut.
Kondisi Cicin melemah karena
infeksi saluran kencing, sehingga
RSUD Situbondo tidak berani
melakukan operasi. Tak tahan
dengan sakitnya, Cicin pun
menghembuskan nafas
terakhirnya pada Sabtu
(29/8/2009) dini hari sebelum
dirujuk ke RSU dr Soetomo
Surabaya.



sumber:http://health.detik.com/

Tidak ada komentar: